BUDIDAYA LELE ORGANIK
Budidaya Ikan Lele Organik
adalah ide yang bisa menguntungkan untuk anda yang sedang belajar pertanian organik. karena sistem
organik dapat menekan biaya produksi. Belum
begitu banyak orang yang menggunakan cara budidaya lele dengan sistem ini,
bahkan dengan sistem ini anda tidak perlu membeli pelet sebagai pakan lele.
keuntungan lain dari sistem ini adalah rasa ikan yang lebih gurih serta lebih
besar ukurannya dan tidak amis baunya. Hanya dalam 2,5 bulan ikan lele anda
dapat dipanen.
Berikut adalah pembahasan
budidaya lele organik :
1. Persiapan lahan / kolam
Pertama tama siapkan tempat budidaya, anda bisa menggunakan kolam terpal
maupun kolam semen, namun kami anjurkan anda menggunakan kolam terpal karena
lebih murah biayanya. Setelah kolam tempat budidaya siap masukkan pasir biasa
setebal 2-3cm saja, pasir tersebut berguna sebagai tempat atau rumah plakton
yang akan digunakan sebagai makanan alami lele tersebut
Kolam bisa dengan menggunakan terpal plastik ukuran A3
(2 x 4 m)dengan ketinggian ± 80 -100cm
2. Setelah lahan / kolam siap :
Berikutnya adalah langfkah menumbuhkan pakan alami, dari bahan dasar pupuk
kandang, yakni lain menggunakan kotoran
ayam, sapi, atau kambing. kotoran yang dipakai tentunya kotoran matang
matang dan tidak berbau.
Lanjutkan langkah selanjutnya antarai lain sebagai berikut :
a.
Masukkan pupuk kandang ( kotoran sapi, kerbau dll
)dengan ketinggian 10- 15 cm merata kesemua
permukaan lahan / kolam.
b.
Usahakan pupuk kandang sudah kondisi siap pakai atau
kering jangan menggunakan pupuk basah.
c.
Campurkan penumbuh bakteri )* +air +
aktivator, sesuai takaran )*Tebarpupuk kandangpada lapisan pasir sambil di siram cairan mikroba
prebiotik ( EM4, Probiodec, MA11, dll) secara merata, probiotit terlebih dahulu
campurkan dengan air dan gula pasir/tetestebu agar mikroba berkembang biak.
d.
Siram mikroba kedalam kolam ratakan dan sambil di
padatkan sampai padat berair atau becek,
e.
Langkah selanjutnya tutup kolam dengan terpal plastik
untuk proses fermentasi selama 7-10
hari.
f.
Setelah proses fermentasi
selesai
3. Mengecek hasil fermentasi
Cek kondisi gas metannya, Tanda proses fermentasi
berhasil adalah tidak muncul gelembung udara ketika dilakukan penginjakan pada
media atau tidak muncul api ketika diatas media dinyalakan api. atau dengan cara menyalakan korek api diatas media,
kalau mucul api diatas media maka gas metannya masih aktif, atau dengan cara
menginjak media dengan kaki, kalau muncul gelembung udara makan gas
metannya masih aktif. Dan lakukan proses fermentasi kembali dengan
menyemprotkan Nutrisi Ikan ke atas media dan menutup kembali dengan terpal
plastik sampai 3 hari.
4. Pengisian air
Setelah 3 hari berlaul atau fermentasi selesai maka isi
air 30 cm
diamkan 3-5 hari Langkah selanjutnya tingkatkan 10 cm tiap 2 minggu sampai ketinggian air 60-70 cm. diamkan hingga 4 hari lagi agar pakan alami lele dapat berkembang di dalam kolam. Setelah empat hari masukkan benih ikan lele
diamkan 3-5 hari Langkah selanjutnya tingkatkan 10 cm tiap 2 minggu sampai ketinggian air 60-70 cm. diamkan hingga 4 hari lagi agar pakan alami lele dapat berkembang di dalam kolam. Setelah empat hari masukkan benih ikan lele
5. Pemilihan bibit
Ukuran bibit yang dipilih harus sama sebagai
contoh ukuran 5-7 cm
Setelah bibit siap masukkan bibit ke kolam
dengan kepadatan ukuran kolam 4 x 2 m = 2500 ekor.
Untuk penyesuaian air biarkan benih lele melakuakan Aklimatisasi sendiri dengan cara masukan bibit lele beserta wadahnya kedalam kolam secara terbuka biarkan lele keluar sendiri dari wadahnya sampai habis.
Untuk penyesuaian air biarkan benih lele melakuakan Aklimatisasi sendiri dengan cara masukan bibit lele beserta wadahnya kedalam kolam secara terbuka biarkan lele keluar sendiri dari wadahnya sampai habis.
6. Pemberian pakan
Pakan pelet juga dapat dikurangi dengan cara Campur pakan
pelet atau pur dengan azolla kering sebnayak 30% dari pakan pur
7. Penyehatan air lahan / kolam
8. 2,5 bulan kemudian masa panen
9. Keuntungan Budidaya dengan menggunakan media kotoran sapi :
a.
Tingkat kematian benih ikan hampir dapat
diminimalisir hingga 1%
b.
Hemat pakan awal bahkan sampai panen
(± 20 kg pelet sampai panen)
c.
Penggunaan limbah untuk pakan bisa
langsung diaplikasikan dalam tanpa proses pemasakan
d.
Tidak perlu mengganti air sampai masa
panen karena air di proses ole mikroorganisme
e.
Ramah Lingkungan karena tidak
menimbulkan meskipun ditambahan pakan
pelet atau bangkai binatang
f.
Ikan hasil budidaya organik tidak
berbau amis dan berasa lebih Gurih
g.
Ikan kemungkinan kecil terserang
penyakit karena dengan sistem ini kualitas air terjaga oleh mikro
organisme.
h.
Mudah dalam sortasi ikan agar tidak
terjadi kanibalisme
i.
Air Kolam bekas Budidaya dapat langsung
dijadikan Pupuk organik yang sangat bagus untuk budidya tanaman azolla sehingga
dapat manekan biaya pakan tambahan
j. Biaya pemeliharaan sepadan dengan hasil panen.
j. Biaya pemeliharaan sepadan dengan hasil panen.
Baca juga :
Membedakan Ikan Lele Dumbo